Perjalanan Menuju Sri Gethuk

Dusun Menggoran. Tiba di kawasan ini, ia memarkirkan mobil. Saat mobil berhenti, kini ia tak mengerti tentang apa yang harus ia perbuat selanjutnya.

Ada dua jalur. Darat dan aliran arus Sungai Oya. Keduanya sama-sama pahit. Darat bersama kenangan pertama dan air yang merupakan kenangan yang paling membuai.

Maka jalan setapak dengan dikitari oleh hijaunya sawah membentang di sekujur jalan yang ia tempuh. Diiringi angin kencang meniup topinya, terhempas ke arah kaki seorang lelaki.

“Punyamu?”

“Yah, benar. Tadi anginnya sangat kencang.”

Setidaknya, itulah gambaran masa lalunya. Jalur darat sebagai kenangan pertama mereka. kenangan dimana untuk pertama kalinya mereka bertemu.

“Dulu, aku bahagia. Namun kini, rasanya sungguh sunyi.”

Sunyi menyelimuti perjalanan itu. Benar-benar ada yang hilang dari suasana ini…

 

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program dari

Leave a comment